Mendidik Anak Tanpa Teriak
Tak mudah mengaplikasikan cara mendidik anak tanpa teriak. Tapi hal itu sangat mungkin dilakukan!
Berteriak atau memaki bukanlah cara mendidik anak yang benar. Tentu
Anda pernah mengatakan bahwa hal ini adalah teori tak beralasan. Padahal
dengan berteriak saat anak bersikap sangat bandel, justru membuat anak
semakin ingin menunjukkan ‘eksistensinya’.
Ini yang HARUS DILAKUKAN sebelum memberi konsekuensi atas kesalahan anak
Menurut pakar pendidikan anak, Leah Koenig, marah dan menghukum anak
tanpa ada tujuan apapun bukanlah cara mendidik anak untuk disiplin.
‘Hukuman’ yang diberikan harus dapat membuat anak memahami bahwa
kedisiplinan harus dilakukan. Tapi, singkirkan dulu amarah. Emosi
berlebihan membuat orang tua cenderung memberi hukuman yang justru akan
menyakiti perasaan anak.
Berpelukan
Kakak beradik yang bertengkar sih, lumrah. Tapi mendamaikannya pun
sedikit susah. Pisahkan mereka dan tempatkan mereka pada dua tempat
terpisah dalam ruangan untuk menenangkan suasana. Setelah itu hadapkan
keduanya untuk saling meminta maaf dengan mengucapkan :
- Maaf ya, aku sudah (minta mereka berdua mengucapkan kesalahan yang telah dilakukan)
- Aku melakukannya karena (minta mereka berdua menjelaskan mengapa ia jadi marah)
- Lain kali aku akan (minta mereka berjanji untuk bertindak semestinya)
Kalau nakal, Bunda panggil pak polisi ya..
Polisi dan satpam adalah dua profesi yang ‘disalahgunakan’ oleh
orang tua untuk menakuti anak-anaknya. Meski mereka takut, tapi
percayalah tidak akan ada manfaatnya menakuti mereka dengan cara seperti
ini.
Tapi, peran pak polisi bisa kita terapkan. Coba gunakan ‘surat tilang’.
Tuliskan kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan dan konsekuensinya.
Nah, saat mereka sudah selesai dengan hukumannya, minta mereka untuk
menggantikan tugas orang tua sebagai polisi. Beri mereka tugas
‘mengawasi penjahat’ dan menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota keluarga lainnya.
Hukuman fisik masih perlu…tapi yang seperti apa?
Masih ingat saat orang tua kita memberi hukuman dengan menyuruh kita
berdiri berjongkok di sudut sementara menyeimbangkan buku? Patutkah
dicoba?
Daripada kita mencubit atau memukul mereka, lebih baik memberi mereka
‘hukuman’ seperti itu. Bagi orang dewasa, melakukan hal tersebut
tidaklah lama. Tapi bagi anak-anak, 5 menit = 5 jam!
Biarkan mereka membereskan mainannya sendiri
Mereka mungkin tidak keberatan saat membereskan mainannya sendiri.
Tetapi jika mereka membuat rumah berantakan dengan menumpahkan sesuatu,
maka mereka pun tetap harus membereskannya sebagai konsekuensi. Katakan
dengan tegas tanpa amarah, bahwa mereka telah membuat rumah berantakan,
sehingga mereka pun harus bertanggung jawab untuk itu. Sanksi ini
diberikan supaya mereka paham bahwa membereskan rumah cukup melelahkan.
Jangan khawatir, si kecil suka kok diberi tugas seperti ini karena ia
merasa dirinya sudah ‘dewasa’.
Memanfaatkan Waktu
Menghukum secara fisik atau dengan menyuruh anak untuk berdiri di
sudut ruangan mungkin masih sering kita lakukan. Meski ada sedikit efek
jera, tetapi lebih baik memanfaatkan ‘waktu hukuman’ dengan mengerjakan
PR, mengerjakan puzzle atau apapun yang membuatnya asyik. Cara ini
menenangkan pikiran si anak, sekaligus menggiringnya ke kegiatan yang
positif.
0 comments:
Post a Comment